2.1.1.
Analisis Laporan Keuangan
Analisa
Laporan Keuangan terdiri dari dua kata Analisa dan Laporan Keuangan. Untuk
menjelaskan pengertian kata ini maka kita dapat
menjelaskannya dari arti masing-masing kata. Kata analisa adalah memecahkan
atau menguraikan sesuatu unit menjadi berbagai unit terkecil. Sedangkan laporan
keuangan adalah Neraca, Laba/Rugi, dan Arus Kas (Dana). Kalau dua pengertian
ini digabungkan maka analisa laporan keuangan berarti: Menguraikan pos-pos
laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat
hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu
dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data nonkuantitatif dengan
tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam
proses menghasilkan keputusan yang tepat (Sofian Syafri Harahap, 1998:190).
Pengertian analisis laporan keuangan
(financial statement analysis) menurut Soemarso (2006:430), adalah hubungan
antara suatu angka dalam laporan keuangan dengan angka lain yang mempunyai
makna atau dapat menjelaskan arah perubahan (trend) suatu fenomena.
Menganalisis laporan keuangan, berarti
melakukan suatu proses untuk membedah laporan keuangan ke dalam unsur-unsurnya,
menelaah masing-masing unsur tersebut, dan menelaah hubungan antara unsur-unsur
tersebut dengan tujuan untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang baik dan
tepat atas laporan keuangan tersebut (Dwi Prastowo, 2002:52).
Untuk membantu pembaca dalam menafsirkan
data bisnis, laporan keuangan biasanya disajikan dalam bentuk komparatif.
Laporan komparatif adalah laporan keuangan yang disajikan berdampingan untuk
dua tahun atau lebih (Simamora, 2003:515). Melalui laporan keuangan akan dapat
dinilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jangka
pendeknya, struktur modal perusahaan, distribusi aktivanya, keefektifan
penggunaan aktiva, hasil usaha/ pendapatan yang telah dicapai, beban-beban
tetap yang harus dibayar, serta nilai-nilai buku tiap lembar saham perusahaan
yang bersangkutan.
2.1.1.1 Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Tujuan
analisis laporan keuangan menurut Harahap (1999: 195-197) dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Dapat
memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat dari
laporan keuangan biasa.
2. Dapat
menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari suatu
laporan keuangan atau yang berada di balik laporan keuangan (implicit).
3. Dapat
mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan.
4. Dapat membongkar hal-hal
yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya dengan suatu laporan keuangan
baik dikaitkan dengan komponen intern laporan keuangan maupun kaitannya dengan
informasi yang diperoleh dari luar perusahaan.
5. Mengetahui
sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-model dan teori-teori
yang terdapat di lapangan seperti untuk prediksi, peringkatan (rating).
6. Dapat memberikan informasi
yang diinginkan oleh para pengambil keputusan. Dengan perkataan lain apa yang
dimaksudkan dari suatu laporan keuangan merupakan tujuan analisis laporan
keuangan juga antara lain: a. Dapat menilai prestasi perusahaan, b. Dapat
meproyeksi keuangan perusahaan, c. Dapat menilai kondisi keuangan masa
lalu dan masa sekarang dari aspek waktu tertentu : 1) Posisi keuangan
(Asset, Neraca, dan Modal), 2) Hasil usaha perusahaan (hasil dan Biaya), 3)
Likuiditas, 4) Solvabilitas, 5) Aktivitas, 6) Rentabilitas dan Profitabilitas,
dan 7) Indikator Pasar Modal, d. Menilai perkembangan dari waktu ke waktu,
dan e.Menilai komposisi struktur keuangan, arus dana.
7. Dapat menentukan peringkat
(rating) perusahaan menurut kriteria tertentu yang sudah dikenal dalam dunia
bisnis.
8. Dapat membandingkan situasi
perusahaan dengan perusahaan lain dengan periode sebelumnya atau dengan standar
industri normal atau standar ideal.
9. Dapat memahami situasi dan
kondisi keuangan yang dialami perusahaan, baik posisi keuangan, hasil usaha,
struktur keuangan dan sebagainya.
10. Bisa juga memprediksi potensi apa yang mungkin dialami
perusahaan di masa yang akan datang.
Dari sudut
lain tujuan analisis Laporan Keuangan menurut Bernstein (1983) dalam Harahap
(1999: 197) adalah sebagai berikut :
1. Screening, analisis
dilakukan dengan melihat secara analitis laporan keuangan dengan tujuan untuk
memilih kemungkinan investasi atau merger.
2. Forcasting, analisis
digunakan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan di masa yang akan
datang.
3. Diagnosis,
analisis dimaksudkan untuk melihat kemungkinan adanya masalah-masakah yang
terjadi baik dalam manajemen operasi, keuangan atau masalah lain.
4. Evaluation, analisis
dilakukan untuk menilai prestasi manajemen, operasional, efisiensi dan
lain-lain
2.1.1.2 Prosedur Analisis Laporan Keuangan
Prosedur analisis laporan keuangan menurut
Abdullah (2001: 34-35) dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Review data laporan
keuangan: aktivitas penyesuaian data laporan keuangan terhadap berbagai hal,
baik sifat/jenis perusahaan yang melaporkan maupun sistem akuntansi yang
berlaku. Tujuan dilakukannya review data laporan keuangan adalah untuk
menyakinkan pada penganalisa bahwa laporan keuangan itu sudah cukup jelas
menggambarkan semua data keuangan yang relevant dan telah diterapkannya
prosedur akuntansi maupun metode penilaian yang tepat, sehingga penganalisa
akan betul-betul mendapatkan laporan keuangan yang dapat diperbandingkan
(comparable).
2. Menghitung, dengan
menggunakan berbagai metode dan teknik analisis dilakukan
perhitungan-perhitungan, meliputi metode perbandingan, persentase perkomponen,
analisis rasio keuangan, dan lain-lain.
3. Membandingkan /
mengukur, langkah ini diperlukan guna mengetahui kondisi hasil perhitungan
tersebut apakah sehat atau tidak sehat.
4. Menginterpretasikan.
Interpretasi merupakan inti dari proses analisis sebagai perpaduan antara hasil
perbandingan/pengukuran dengan kaidah teoritik yang berlaku. Hasil interpretasi
mencerminkan keberhasilan maupun permasalahan apa yang dihadapi perusahaan
dalam pengelolaan keuangan.
5. Solusi, dengan
memahami problem keuangan yang dihadapi perusahaan maka akan ditempuh solusi
yang tepat.
Sedangkan menurut Darminto dan Aji Suryo
(2000: 41-42) :
1. Memahami
latar belakang dan data keuangan perusahaan.
2. Memahami
kondisi-kondisi yang berpengaruh pada perusahaan.
3. Mempelajari
dan mereview laporan keuangan perusahaan.
4. Menganalisis
laporan keuangan perusahaan.
2.1.2. Analisis rasio Keuangan
Analisis
rasio dapat mengungkapkan hubungan penting dan menjadi dasar perbandingan dalam
menemukan kondisi dan tren yang sulit untuk dideteksi dengan mempelajari
masing-masing komponen yang membentuk rasio. Rasio paling bermanfaat bile
berorientasi ke depan artinya kita sering menyesuaikan faktor-faktor yang
mempengaruhi rasio untuk kemungkinan tren dan ukurannya di masa depan.
Analisis rasio merupakan alat penting dalam
analisis keuangan. Identifikasi setidaknya empat rasio yang menggunakan:
1. Hanya data neraca Neraca:
Rasio lancar, rasio cepat, total utang terhadap ekuitas, utang jangka panjang
terhadap ekuitas.
2. Hanya data laporan laba rugi: Laporan
Laba Rugi: Margin laba kotor, margin laba operasi, margin laba sebelum pajak,
margin laba bersih.
3. Data neraca dan laporan laba rugi: Neraca
dan Laporan Laba Rugi: Jumlah hari untuk menjual persediaan, perputaran kas,
perputaran piutang usaha, perputaran modal kerja.
2.1.2.1. Definisi Analisis Rasio
keuangan
Analisi Rasio Keuangan merupakan
bagian dari analisis keuangan. Analisis rasio keuangan adalah analisis yang
dilakukan dengan menghubungkan berbagai perkiraan yang terdapat pada laporan
keuangan dalam bentuk rasio keuangan. Menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey
(2005 : 36) “analisis rasio (ratio analysis) dapat mengungkapkan hubungan
penting dan menjadi dasar perbandingan dalam menemukan kondisi dan tren yang
sulit untuk dideteksi dengan mempelajari masing-masing komponen yang membentuk
rasio”.Analisis rasio keuangan adalah analisis yang menghubungkan perkiraan
neraca dan laporan laba rugi terhadap satu dengan lainnya, yang memberikan
gambaran tentang sejarah perusahaan serta penilaian terhadap keadaan suatu
perusahaan tertentu. Analisis rasio keuangan memungkinkan manajer keuangan
meramalkan reaksi para calon investor dan kreditur serta dapat ditempuh untuk
memperoleh tambahan dana. (Zaki Baridwan, 1997 :17) Suatu rasio tidak memiliki
arti dalam dirinya sendiri, melainkan harus diperbandingkan dengan rasio yang
lain agar rasio tersebut menjadi lebih sempurna dan untuk melakukan analisis
ini dapat dengan cara membandingkan prestasi suatu periode dengan periode
sebelumnya sehingga diketahui adanya kecenderungan selam periode tertentu,
selain itu dapat pula dilakukan dengan membandingkan dengan perusahaan sejenis
dalam industri itu sehingga dapat diketahui bagaimana keuangan dalam
industri.Dalam mengadakan interpretasi dan analisis laporan keuangan suatu
perusahaan, seorang penganalisis memerlukan adanya ukuran atau yardstick
tertentu. Ukuran yang sering digunakan dalam analisis keuangan adalah rasio.
Pengertian rasio sebenarnya hanyalah alat yang dinyatakan dalam “aritmatical
terms” yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data
keuangan. Macamnya rasio banyak sekali, karena dapat dibuat menurut kebutuhan
penganalisis.
Menurut Bambang Riyanto (1992 : 329),
analisis rasio keuangan adalah proses penentuan operasi yang penting dan
karakteristik keuangan dari sebuahperusahaan dari data akuntansi dan laporan
keuangan.
2.1.2.2. Kegunaan Analisis Rasio
Keuangan
Rasio keuangan dapat
digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan dan kinerjanya. Dengan
membandingkan rasio keuangan perusahaan dari tahun ke tahun dapat dipelajari
komposisi perubahan dan dapat ditentukan apakah terdapat kenaikan atau
penurunan kondisi dan kinerja perusahaan selama waktu tersebut. Selain itu,
dengan membandingkan rasio keuangan terhadap perusahaan lainnya yang sejenis
atau terhadap rata-rata industri dapat membantu mengidentifikasi adanya
penyimpangan.Analisis rasio keuangan pada umumnya digunakan oleh tiga kelompok
utama pemakai laporan keuangan yaitu manajer perusahaan,analis kredit, dan
analis saham. Kegunaan rasio keuangan bagi ketiga kelompok utama tersebut
menurut Brigham dan Houston (2006 : 119) adalah sebagai berikut:
1. Manajer,
yang menerapkan rasio untuk membantu menganalisis, mengendalikan, dan kemudian
meningkatkan operasi perusahaan,
2. Analis
kredit, termasuk petugas pinjaman bank dan analis peringkat obligasi, yang
menganalisis rasio-rasio untuk membantu memutuskan kemampuan perusahaan untuk
membayar utang-utangnya, dan
3. Analis
saham, yang tertarik pada efisiensi, risiko, dan prospek pertumbuhan
perusahaan.
2.1.2.3. Keunggulan dan Keterbatasan
Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan merupakan analisis yang paling sering dilakukan untuk
menilai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan dibandingkan alat analisis
keuangan lainnya. Analisis rasio keuangan memiliki beberapa keunggulan sebagai
alat analisis sebagaimana yang dikemukakan oleh Harahap (2006 : 298).
a. Rasio
merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan
ditafsirkan.
b. Rasio
merupakan pengganti yang sederhana dari informasi yang disajikan laporan
keuangan yang sangat rinci dan rumit.
c. Rasio
mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain.
d. Rasio
sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan
dan model prediksi (z-score).
e. Rasio
menstandarisir size perusahaan.
f. Dengan
rasio lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau
melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series.
g. Dengan
rasio lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang
akan datang.
Sebagai alat analisis keuangan, analisis
rasio keuangan juga memiliki keterbatasan atau kelemahan. Menurut Syahyunan
(2004 : 82-83) ada beberapa keterbatasan atau kelemahan analisis rasio keuangan
antara lain:
a. Kesulitan
dalam mengidentifikasi kategori industri dari perusahaan yang dianalisis
apabila perusahaan tersebut bergerak di beberapa bidang usaha.
b. Perbedaan
metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan yang berbeda, misalnya perbedaan
metode penyusutan atau metode penilaian persediaan.
c. Rasio
keuangan disusun dari data akuntansi dan data tersebut dipengaruhi olehcara
penafsiran yang berbeda bahkan bisa merupakan hasil manipulasi.
d. Informasi
rata-rata industri adalah data umum dan hanya merupakan hasil manipulasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar